;

Selasa, 11 September 2012

apa artinya jalan ini....



Sungguh aku kehilangan rasa itu.....
 sungguh tak mudah memang berada di atas pohon daripada dibatang bawah yang tertacap didalam tanah, bukan berarti aku orang yang hebat, tapi inilah perjalanan, dari mulai kecambah sampai menjadi pohon besar yang kokoh, bermanfaat dan berguna ataukah menjadi pohon kecil yang kering atau bahkan hancur diterjang badai, atau cuaca kemarau atau bahkan hancur luluh lantah dimakan binatang.
sungguh aku butuh diriMU semakin dekat semakin banyak karena ku rasakan begitu banyak yang membuatkku semakin terlena, semakin membuatakku harus semakin bijak agar bisa membuat ini semua sebagai jalanku untuk semakin dekat denganMu . semakin lemah dan menjadikan semuanya seribu alas an untuk membenarkan , tersadar hanya sekilas dihati tapi tak terealisasi, semakin lemah dan lemah atau sesungguhnya aku semakin membutuhkanMu, disetiap hela nafas dan setiap litasan kerlipan pandangan ku di setiap lintasan pikiran-pikiranku yang semakin lama kurasakan mudah sekali tercemar dan semakin kotor…..
Aku semakin membutuhkanMu ya Rabb……………

Senin, 10 September 2012

Dunia VS Cerpen



Sungguh dunia begitu menghanyutkan ku
Indah tak terukir, melihat kebahagian, kemewahan dan kedudukan
Terjerat hanyut dalam cerpen yang tlah dibuat untuk menguji ku
Cerpen yang sebenarnya singkat dan tak abadi
Tapi ku buat seolah panjang karena nafsuku dan posesifnya diriku
Terkadang aku merasa cukup dengan apa yang tlah kuperbuat dimasa laluku,
Padahal aku salah!!!! aku terjerat dan semakin posesif dengan mengharapkan alur yang heppy ending dicerpen  yang melibatkanku, dan aku terlupa ini hanylah sebuah cerpen….
Aku begitu lemah dan berkali-kali terjatuh dan terlupa bahwa ini adalah sebuah cerpen
Rabbana zalamna anfusana wa inlam tagfirlana watarhamna lanakunanna minal khasirin. “Ya Rabb kami, kami telah menganiaya diri kami sendiri dan jika Engkau tidak mengampuni kami dan beri rahmat  kepada kami, niscaya kami termasuk orang-orang yang merugi.
Ya rabb ingatkanlah hamba selalu bahwa ini adalah cerpen hanya sebuah hayalan dan bukan kenyataan, apa yang ku dapat ku peroleh hanya bersifat hayalan dan akhirnya akan hilang karena ini hanya dicerpen, bukan  suatu keabadian yang ingin kurasakan

Rabu, 25 Juli 2012

COPAS :Makna Sebuah Titipan

“Sering kali aku berkata, ketika orang memuji milikku, bahwa:
sesungguhnya ini hanya titipan,
bahwa mobilku hanya titipan Allah
bahwa rumahku hanya titipanNya,
bahwa hartaku hanya titipanNya,
bahwa putraku hanya titipanNya,

Tetapi, mengapa aku tak pernah bertanya,
mengapa Dia menitipkan padaku?
Untuk apa Dia menitipkan ini padaku?
Dan kalau bukan milikku,
apa yang harus kulakukan untuk milikNya ini?

Adakah aku memiliki hak atas sesuatu yang bukan milikku?
Mengapa hatiku justru terasa berat, ketika titipan itu
diminta kembali olehNya?

Ketika diminta kembali, kusebut itu sebagai musibah,
kusebut itu sebagai ujian, kusebut itu sebagai petaka,
kusebut dengan panggilan apa saja untuk melukiskan bahwa
itu adalah derita.

Ketika aku berdoa,
kuminta titipan yang cocok dengan hawa nafsuku,
aku ingin lebih banyak harta, ingin lebih banyak mobil,
lebih banyak popularitas, dan kutolak sakit, kutolak kemiskinan,
seolah semua "derita" adalah hukuman bagiku.

Seolah keadilan dan kasihNya harus berjalan seperti matematika:
aku rajin beribadah, maka selayaknyalah derita menjauh dariku,
dan nikmat dunia kerap menghampiriku.
Kuperlakukan Dia seolah mitra dagang, dan bukan kekasih.
Kuminta Dia membalas "perlakuan baikku".
dan menolak keputusanNya yang tak sesuai keinginanku.

Gusti, padahal tiap hari kuucapkan, hidup dan matiku hanyalah untuk
beribadah...

"Ketika langit dan bumi bersatu, bencana dan keberuntungan sama saja"

Makna Sebuah Titipan
(PUISI WS RENDRA)